MODUL
Produk
Kreatif dan Kewirausahaan
Konsep Desain/ Prototype dan
Kemasan Produk Barang/Jasa
3.4 Menganalisis konsep desain/
prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.4 Membuat desain/ prototype dan
kemasan produk barang/jasa
Fenomena dewasa ini banyak manajer
menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan
dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat
dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri.
Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang
lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya
lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang
terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang
dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena
produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian
terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang
sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan
prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk)
adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting
dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan
menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan
yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan
(lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut.
Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe
tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe
tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun
bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan
pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk,
prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang
akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan
untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang
diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti
ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat
dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit
dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan
ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:
- Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
- Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
- Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
- Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
- Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
- Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
- Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
- Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
- Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.
PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang
mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller
(2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus
sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi
kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah
untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik
dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian
pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan
pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat
merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan
kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang
berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar
yang sama.
FUNGSI KEMASAN PRODUK
Banyak perusahaan yang sangat
memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi
kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu.
Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1.
Fungsi
Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk,
perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua
berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2.
Fungsi
Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi
pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana
promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228),
terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
- Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
- Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
- Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
- Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
1.
Kemasan
melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan
memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan
memperkuat citra produk.
3. Kombinasi
dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN KEMASAN PRODUK
Menurut Louw dan Kimber (2007),
kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1.
Physical
Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2.
Barrier
Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment
or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu
paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information
Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau
membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5.
Reducing
Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6.
Fitur
yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan
dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
- Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
- Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Kemasan
sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
2. Kemasan
yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol
kecap.
3.
Kemasan
yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit,
kaleng susu dan berbagai jenis botol.
1.
Kemasan
siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng,
dan sebagainya.
2.
Kemasan
siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah
yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
PENGERTIAN SKETSA
1. Menurut Linda Murray dan Peter,
Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau
2. sebagian komposisi dibuat demi
kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu
skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
3. Sementara menurut H.W Flower, Sketsa
adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan
yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada
dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat
tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
4. Beberapa garis yang digoreskan pada
bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di
sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas dalam
benak seseorang.
5. Dengan demikian pikiran dan perasaan
dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga
menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.
6. Kegiatan menggambar sketsa dapat
dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak menulis, sebelum dapat
menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai beberapa kata
terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.
7. Demikian pula halnya dengan kegiatan
menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya
para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
8. Menurut Fajar Sidik (1981) garis
atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis,
akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan lukisan. Ada
ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan
kritikus seni rupa.
Sketsa ibarat gesekan biola tunggal,
sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap.
Ungkapan ini menyatakan dua hal,
pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara sangat sederhana
karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan
cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh unsur-unsur garis sebagai
medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya
dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang,
gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna
menjadi penting sebagai unsur tambahannya (Schinneller,1966). Sebagaimana
halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki keragaman tema, gaya dan
teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium
pengucapannya.
JENIS-JENIS SKETSA
1.
Gambar
garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa
rincian dan tidak selesai.
2.
Sketsa
cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra
suatu sketsa yang sudah selesai.
3.
Studi
citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.
Komposisi memiliki peranan penting
dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi atau susunan unsur-unsur
dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya
yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1.
Garis
– Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi.
Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi
garis lengkung.
2.
Warna
– Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan
kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap
terang pencahayaan.
3.
Bidang
dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui
garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari
komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris,
asimetris, sentral, dan diagonal.
4.
Efek
pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian
warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan
tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap
terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.
ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA
1.
Membuat
kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
2.
Menggambar
garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan
tipis
3.
Menebalkan
garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis
yang diinginkan.
FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA
Senada dengan defenisinya, sktesa
memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.
Untuk
lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
2.
Meminimalisir
kesalahan
3.
Mempertajam
pengamatan
4.
Meningkatkan
kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.
SUMBER
Prototipe Produk
http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jenis-kemasan.html
http://www.edutafsi.com/2015/01/pengertian-jenis-jenis-sketsa.html
0 comments:
Post a Comment