MODUL
Produk
Kreatif dan Kewirausahaan
Proses
Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
3.5 Menganalisis proses kerja
pembuatan prototype produk barang/jasa
4.5 Membuat alur dan proses kerja
pembuatan prototype produk barang/jasa
Seorang product designer harus
melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut
yaitu :
Memformulasikan hasil marketing
research
Adapun yang menjadi titik tolak
dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui
produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari
riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan
baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam
perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu
produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu
sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk
yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
·
Keinginan
pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga
tidak mengabaikan penentuan harga
·
Biaya
dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah
perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas,
maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk
menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan
pengalaman.
Mempertimbangkan kemampuan fasilitas
perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatan
pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari
perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan
penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus
mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari
produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa
tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ),
sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran
– ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah
merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja
ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang
diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan
yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja
tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk
segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DESAIN PRODUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi
desain produk adalah sebagai berikut:
Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan
mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan
apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan
bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam
menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan
yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi
kuantitas.
Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar
desain suatu produk akan terlihat dari :
- ·
Sambungan
– sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung
bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
- ·
Bagian
| Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain
disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu
kesatuan yang kuat
- ·
Bentuk
| Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan
penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
- ·
Ukuran
| Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk
secara keseluruhan.
- ·
Mutu
| Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila
akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi
bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang
pendek.
- ·
Bahan
| Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan
yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat
terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
- ·
Warna
| Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah
yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain
yang sejenis.
Tanggungjawab Produk
Ini adalah merupakan salah satu
tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan
keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini
menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu
mendesain produk tersebut.
Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah
produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan
pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk
dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga
desain produknya akan berbeda pula.
Prototype
Prototype merupakan model produk
yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi
yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype
diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut,
apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan
yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain
produk.
ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN
PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
Diagram Alur Proses Produksi
(Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini
harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi
dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan
monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan
agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu
pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus
dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat
segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri
manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain
karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis
pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena
masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang
berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali
berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi).
Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk
tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Prosedur pengawasan mutu produk
Pengawasan atas mutu suatu barang
hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan
hal-hal berikut:
1.
Kerusakan
dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu
barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut
disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
2.
Mencegah
atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan
suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah
sebelum terjadi.
3.
Kendali
Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa
mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan
suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian
atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning)
mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti
pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai
pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality
management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai
pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus
dikendalikan.
Jenis-jenis pengawasan mutu produk
1.
Pemantauan
Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan
sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana
pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai
dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
2.
Pemantauan
Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima di
gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah
menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang
mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau
agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
3.
Pemantauan
Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi
untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau
tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi.
Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu
yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan
(didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut
harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi
secara akurat.
4.
Pemantauan
Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk
melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu.
Pemecahan masalah mutu dengan
statistik
Metode statistik diketahui telah
digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu
yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai
ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah
bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk
pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect
prevention).
Alasan digunakan metode statistik
dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
·
Menghitung
jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
·
Kerusakan
atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan
(variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi
gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan
dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk
tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi
merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan
sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal
yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik
dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar
tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan
seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data
statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat
memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil
produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.
Alat kendali mutu
Dengan Statistic Quality Control diperoleh
alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
1.
Diagram
Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda,
dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart
(diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram
sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and
Effect Diagram (CED).
2.
Histogram
Dari diagram kontrol (diagram
kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang
kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat
penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa
yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi
atau. perbaikan.
3.
Peranan
Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di
sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar,
seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut
Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun
faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.
SUMBER
https://www.scribd.com/document/361699617/Makalah-Desain-Produk
http://pengertiandanartikel.blogspot.co.id/2017/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-desain.html
0 comments:
Post a Comment