Just another free Blogger theme

Put your ad code here

Responsive Ad

kumpulan artikel tentang pembelajaran, teknologi, olah raga, seni, dan lain lain

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

CATEGORIES

SOAL BAHASA INGGRIS X UAS GENAP 2022

ANNOUNCEMENT To      : Grade X students of SMK NEPAL From : Mrs. ERMA UJIYANTI Dear students, There will be an English  Class  started fro...

Monday, August 09, 2021

 

Modul

Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

 

 

KOMPETENSI DASAR

3.7       Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa

4.7       Menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa

 

   A.          PENGERTIAN BIAYA

Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalam bidang manajemen biaya.

1.     Biaya

Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang.  Dengan demikian biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca.  Misalnya Mesin dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.

 

2.     Obyek Biaya

Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan.

Misalnya, bila ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah proyek pengembangan produk baru.

3. Kegiatan

Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi. Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang berguna bagi manajer untuk maksud perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan dijelaskan oleh kata kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal kegiatan merancang produk maka kata kerja tindakannya adalah ”merancang” dan obyek yang menerima adalah ”produk”.

 

B.          BIAYA PRODUK BERWUJUD DAN JASA

Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya, yakni produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut organisasi jasa.

 

 Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni:

1.     Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan,      mendengar, atau mencicipi jasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk berwujud.

2.     Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.

3.     Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus         berada dalam hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsennya.

 

Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.

Aspek

Sifat Tujuan

Dampak Pada Akuntansi Manajemen

Ketidakberwujudan

·    Jasa tidak dapat disimpan

·    Tidak ada perlindungan hak paten

·    Tidak dapat menampilkan atau mengkomunikasikan jasa

·    Harga sulit ditetapkan

1.       Tidak ada persediaan

2.       Tuntutan terhadap pembebanan biaya yang akurat

3.       Kode etik yang ketat

Perishability

·    Manfaat jasa cepat kedaluarsa

·    Jasa sering kali berulang untuk satu pelanggan

 Memerlukan standard dan konsistensi mutu yang tinggi

Inseparibility

·    Pelanggan terlibat langsung pada produksi jasa

·    Produksi massal jasa yang tersentralisasi sulit dilakukan

1.       Biaya ditentukan sesuai dengan jenis pelanggan

2.       Menuntut pengukuran dan pengendalian mutu untuk mempertahankan konsistensi

Heterogenitas

·    Dimungkinkan variasi yang luas pada produk jasa

1.       Pengukuran produktivitas dan mutu serta pengendalian harus dilakukan terus menerus

2.       Manajemen mutu total adalah penting

 

Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud berkepentingan untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah kepentingan misalnya penetapan harga, desain produk dll.

 

BIAYA PRODUK

Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang telah ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/ penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga pokok yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem informasi manajemen biaya.

 

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya, kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.

 

 BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.

 

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

 

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya  tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

 

 Biaya Overhead

Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

 

BIAYA NON PRODUKSI

Biaya Penjualan dan Administrasi

Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.  Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/ pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.

 

BIAYA UTAMA DAN KONVERSI

Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir. (Hendra Poerwanto G)

 

ANALISA BIAYA PRODUKSI

Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk mengetahui laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang dinikmati konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost) adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.

 

Biaya tetap (FC)

Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk biaya ini Sewa ruangan took, gaji pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.

 

 

Biaya Variable (VC)

Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi berubah. Yang tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau bahan dasar yang digunakan untuk prosuksi.

 

Biaya Total (TC)

Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi.

RUMUS :

BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE

TC  = FC + VC

NB :

Biaya tetap :

Berapapun jumlah barang yang diproduksi, jumlah biaya tetap sama.

Biaya Variable :

Jumlah biaya berubah-ubah besarnya tergantung pada kualitas produksi.

 

Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi:

CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:


Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa /pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh barang A, sedangkan bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B). Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:


Angka standar pada bagian Reparasi:



Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:


Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:


Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:



Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing-masing barang!

 

 JAWAB!

Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan

Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:

tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:

Bagian Produksi I    = 7.000 unit barang A

Bagian Produksi II    = 40.000 DMH

Bagian Reparasi    = 4.200 DRH

Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:


Langkah 2: Menghitung Tarif BOP

Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:



Keterangan:

1)      Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit

2)      Rp20.000,00 / 40.000 DMH = Rp 0,50 per DMH

    

Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan (activity base), misalnya :

·Jam mesin langsung (Direct machine hour/ DMH)

·Jam Kerja Langsung (Direct labor hour/ DLH)

·Jam Reparasi Langsung (Direct Repair Hour/ DRH)

·Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)

 

SUMBER

https://sites.google.com/site/pekembia/konsep-dan-pengertian-biaya

http://sabrintechno.blogspot.co.id/2016/11/rumus-menghitung-biaya-produksi.html

 

Categories:


Silahkan copy dan share apabila bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment